Monday 27 June 2016

Nifas


      Nifas 
“Masa nifas (peurperium)adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan seperti pra hamil, lamanya 6 – 8 minggu”. (Mochtar, 1994:115).
Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kurang lebih 6 minggu. (Sarifuddin, 2001:122).

Masa nifas secara harfiah didefinisikan sebagai masa persalinan, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan tidak hamil yang normal. (Mc Donald Gant, 1995:281).

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nifas adalah istilah yang digunakan untuk kaum ibu setelah melahirkan yang berlangsung selama enam minggu.
2.            Periode Nifas
Nifas terbagi dalam 3 periode, yaitu :
a.             Immediate peurperium adalah yang terjadi segera setelah persalinan sampai dua puluh empat jam sesudah persalinan (0-24 jam).
b.            Early peurperium yaitu keadaan yang terjadi pada permulaan peurperium, waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai tujuh hari (1 minggu pertama).
c.             Later peurperium waktu 1 minggu sesudah melahirkan samapai 6 minggu.
3.            Adaptasi Fisiologis dan Adaptasi Psikologis Nifas
a.             Adaptasi Fisiologis Nifas
1)              Tanda-tanda vital, suhu maximal 380C pada periode immediate puerperium dikarenakan adanya peningkatan kerja otot, dehidrasi serta perubahan hormonal. Bila lebih dari 2 hari suhu masih 390C diduga ada kemungkinan infeksi tractus urinarius, puerperal, sepsis, endometritis dan mastitis.
2)              Adaptasi sistem kardiovasculer, denyut nadi umumnya 60-80 denyut / menit dan biasanya bradikardi, ini adalah keadaan normal. Bila terdapat takhikardi dan disertai demam mungkin ada perdarahan berlebihan.
3)              Adaptasi sistem pencernaan, pada minggu pertama / pada fase early pueperium biasanya terjadi penurunan motilitas usus, kekurangan cairan, perasaan tidak nyaman pada perineum, serta penurunan tonus otot abdomen, sehingga sering terjadi konstipasi.
4)              Adaptasi sistem perkemihan, kandung kemih oedema dan sensitivitas menurun, sehingga kencing tidak lampias. Terdapat hematuri ada trauma kandung kemih, acetonuri bila dehidrasi atau partus lama, serta proteinuri dari proses katabolik (involusi uterus).
5)              Adaptasi sistem muskuloskeletal, otot abdomen menjadi lembek, tonus otot berkurang sehingga lemak menumpuk terjadi fleby, terdapat tromboflebitis bila kurang beraktifitas.
6)              Adaptasi sistem endoktrin, setelah setelah placenta lahir biasanya hormon progesteron dan estrogen menurun serta hormon prolaktin meningkat. Tapi bila ada hisapan (sucking) hormon oksitosin akan meningkat.
7)              Perubahan payudara, biasanya keluar kolostrum yang berwarna kuning kental yang banyak protein, albumin, globulin, laktasi, kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi ASI baru terjadi hari kedua atau ketiga pasca persalinan.
8)              Adaptasi sistem reproduksi
a)            Tinggi fundus uteri dan berat uterus pada masa involusi
Tabel 2.1
Tahap-Tahap Involusi Uterus
Waktu
Posisi Fundus
Berat Uterus
Lochea
1 – 2 jam
Sepusat
1.000 gr
Rubra
12 jam
1 cm dibawah umbilikus
750 gr
Rubra
3 hari
3 cm dibawah umbilikus
700 gr
Serosa
9 hari
Tidak teraba diatas simpisis
500 gr
Alba
5 – 6 minggu
Sudah tidak teraba
30 gr
Tidak ada
(Sumber : Mansjoer, 1996)
b)            Lochea adalah cairan sektret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Jenis-jenis lochea menjadi 5, yaitu :
(1)       Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, desidua, verniks kaseosa lanugo dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
(2)       Lochea sanguinulenta : berwarna bening berisi darah dan lendir hari ke-3 dan 7 pasca perlainan.
(3)       Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah.
(4)       Lochea alba : merupakan cairan putih yang timbul pada hari kesepuluh.
(5)       Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah busuk.
(6)       Lokiostatis : lochea yang tidak lancar keluarnya.
Tabel 2.2
Karakteristik Lochea
Lochea
Batas Waktu Sejak Melahirkan
Pengeluaran Normal
Pengeluaran Tidak Normal
Rubra
Hari ke-1 sampai 3
Darah dengan bekuan yang disertai dengan bau amis
Banyaknya bekuan darah dan bau busuk yang disertai pembalut penuh
Serosa
Hari ke-3 sampai 4
Darah berwarna merah tapi lebih terang dan tidak ada bekuan darah sehingga darah menjadi encer
Darah bau busuk, pembalut penuh darah, adanya infeksi
Alba
Hari ke-10
Darah berwarna kuning atau menjadi putih
-
(Sumber : Mansjoer, 1996 : 68)
9)              Perubahan vagina, segera setelah melahirkan akan tampak oedema, luka-luka bertambah biru, laserasi, rugae mulai berkurang labia mayor dan minor kencang.
b.            Adaptasi Psikologis Nifas
Menurut Rubin dalam Hamilton (2000 : 89), beberapa adapatasi psikologis nifas adalah sebagai berikut :
1)              Fase taking in (dependent),
Fokus pada diri sendiri, tergantung pada orang lain dan pasif. Fase ini termasuk pada periode immediate dan early pueperium timbu pada kelahiran 1-2 hari.
2)              Fase taking hold (dependent-independent)
Fokus melibatkan bayi, dapat melakukan perawatan diri sendiri, waktu yang baik untuk penyuluhan, dapat menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Fase ini termasuk pada periode early puerperium, timbul pada 3-5 hari pasca persalinan.
3)              Fase letting go (Independent)
Dimulai minggu ke-5 sampai minggu ke-6 setelah kelahiran, sistem keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggota barunya. Secara fisik ibu mampu untuk menerima tanggung jawab normal dan tidak lagi menerima “peran sakit”.

No comments:

Post a Comment