Nifas
“Masa nifas (peurperium)adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan seperti pra hamil, lamanya 6 – 8 minggu”. (Mochtar, 1994:115).
Masa nifas (peurperium) dimulai setelah
kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kurang lebih 6 minggu.
(Sarifuddin, 2001:122).
Masa nifas secara harfiah didefinisikan
sebagai masa persalinan, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada
waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan tidak hamil yang normal. (Mc Donald
Gant, 1995:281).
Dari ketiga pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa nifas adalah istilah yang digunakan untuk kaum ibu setelah
melahirkan yang berlangsung selama enam minggu.
2.
Periode
Nifas
Nifas terbagi dalam 3 periode, yaitu :
a.
Immediate peurperium adalah
yang terjadi segera setelah persalinan sampai dua puluh empat jam sesudah
persalinan (0-24 jam).
b.
Early peurperium yaitu keadaan
yang terjadi pada permulaan peurperium, waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai
tujuh hari (1 minggu pertama).
c.
Later peurperium waktu 1 minggu
sesudah melahirkan samapai 6 minggu.
3.
Adaptasi
Fisiologis dan Adaptasi Psikologis Nifas
a.
Adaptasi Fisiologis Nifas
1)
Tanda-tanda vital, suhu maximal
380C pada periode immediate puerperium dikarenakan adanya
peningkatan kerja otot, dehidrasi serta perubahan hormonal. Bila lebih dari 2
hari suhu masih 390C diduga ada kemungkinan infeksi tractus
urinarius, puerperal, sepsis, endometritis dan mastitis.
2)
Adaptasi sistem kardiovasculer,
denyut nadi umumnya 60-80 denyut / menit dan biasanya bradikardi, ini adalah
keadaan normal. Bila terdapat takhikardi dan disertai demam mungkin ada
perdarahan berlebihan.
3)
Adaptasi sistem pencernaan,
pada minggu pertama / pada fase early pueperium biasanya terjadi penurunan
motilitas usus, kekurangan cairan, perasaan tidak nyaman pada perineum, serta
penurunan tonus otot abdomen, sehingga sering terjadi konstipasi.
4)
Adaptasi sistem perkemihan,
kandung kemih oedema dan sensitivitas menurun, sehingga kencing tidak lampias.
Terdapat hematuri ada trauma kandung kemih, acetonuri bila dehidrasi atau
partus lama, serta proteinuri dari proses katabolik (involusi uterus).
5)
Adaptasi sistem
muskuloskeletal, otot abdomen menjadi lembek, tonus otot berkurang sehingga
lemak menumpuk terjadi fleby, terdapat tromboflebitis bila kurang beraktifitas.
6)
Adaptasi sistem endoktrin,
setelah setelah placenta lahir biasanya hormon progesteron dan estrogen menurun
serta hormon prolaktin meningkat. Tapi bila ada hisapan (sucking) hormon
oksitosin akan meningkat.
7)
Perubahan payudara, biasanya
keluar kolostrum yang berwarna kuning kental yang banyak protein, albumin,
globulin, laktasi, kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak kehamilan.
Umumnya produksi ASI baru terjadi hari kedua atau ketiga pasca persalinan.
8)
Adaptasi sistem reproduksi
a)
Tinggi fundus uteri dan berat
uterus pada masa involusi
Tabel 2.1
Tahap-Tahap Involusi Uterus
Waktu
|
Posisi
Fundus
|
Berat
Uterus
|
Lochea
|
1
– 2 jam
|
Sepusat
|
1.000
gr
|
Rubra
|
12
jam
|
1 cm dibawah
umbilikus
|
750
gr
|
Rubra
|
3
hari
|
3 cm dibawah
umbilikus
|
700
gr
|
Serosa
|
9
hari
|
Tidak teraba
diatas simpisis
|
500
gr
|
Alba
|
5
– 6 minggu
|
Sudah tidak
teraba
|
30
gr
|
Tidak
ada
|
(Sumber : Mansjoer, 1996)
b)
Lochea adalah cairan sektret
yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Jenis-jenis lochea
menjadi 5, yaitu :
(1)
Lochea rubra (cruenta) : berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, desidua, verniks kaseosa lanugo dan
mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
(2)
Lochea sanguinulenta : berwarna
bening berisi darah dan lendir hari ke-3 dan 7 pasca perlainan.
(3)
Lochea serosa : berwarna
kuning, cairan tidak berdarah.
(4)
Lochea alba : merupakan cairan
putih yang timbul pada hari kesepuluh.
(5)
Lochea purulenta : terjadi
infeksi, keluar cairan seperti nanah busuk.
(6)
Lokiostatis : lochea yang tidak
lancar keluarnya.
Tabel 2.2
Karakteristik Lochea
Lochea
|
Batas Waktu Sejak
Melahirkan
|
Pengeluaran Normal
|
Pengeluaran Tidak Normal
|
Rubra
|
Hari ke-1 sampai 3
|
Darah dengan bekuan yang
disertai dengan bau amis
|
Banyaknya bekuan darah dan
bau busuk yang disertai pembalut penuh
|
Serosa
|
Hari ke-3 sampai 4
|
Darah berwarna merah tapi
lebih terang dan tidak ada bekuan darah sehingga darah menjadi encer
|
Darah bau busuk, pembalut
penuh darah, adanya infeksi
|
Alba
|
Hari ke-10
|
Darah berwarna kuning atau
menjadi putih
|
-
|
(Sumber : Mansjoer, 1996 : 68)
9)
Perubahan vagina, segera
setelah melahirkan akan tampak oedema, luka-luka bertambah biru, laserasi,
rugae mulai berkurang labia mayor dan minor kencang.
b.
Adaptasi Psikologis Nifas
Menurut Rubin dalam Hamilton (2000 :
89), beberapa adapatasi psikologis nifas adalah sebagai berikut :
1)
Fase taking in (dependent),
Fokus pada diri sendiri, tergantung pada orang
lain dan pasif. Fase ini termasuk pada periode immediate dan early pueperium
timbu pada kelahiran 1-2 hari.
2)
Fase taking hold
(dependent-independent)
Fokus melibatkan bayi, dapat melakukan
perawatan diri sendiri, waktu yang baik untuk penyuluhan, dapat menerima
tanggung jawab sebagai seorang ibu. Fase ini termasuk pada periode early
puerperium, timbul pada 3-5 hari pasca persalinan.
3)
Fase letting go (Independent)
Dimulai minggu ke-5 sampai minggu
ke-6 setelah kelahiran, sistem keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggota
barunya. Secara fisik ibu mampu untuk menerima tanggung jawab normal dan tidak
lagi menerima “peran sakit”.
No comments:
Post a Comment