Sunday 26 June 2016

Program Kesehatan untuk menurunkan AKI : Angka Kematian Ibu



Pembangunan nasional bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya upaya pelayanan obstetri pada suatu negara adalah dengan melihat tinggi atau rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Untuk itu perlu adanya program dibidang kesehatan yang berbasis masyarakat, agar upaya kesehatan lebih tercapai (accessible) lebih terjangkau (affordable), serta lebih berkualitas (quality)(1).
Salah satu program bidang kesehatan tersebut adalah program nasional Making Pregnancy Safer (MPS) yang salah satu misinya adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), melalui pemantauan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap  intervensi yang efektif berdasarkan kesehatan dan bakat ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan yang mempromosikan kesehatan ibu dan bayi sebagai prioritas program  pembangunan  nasional(2). 
Selain itu untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Departemen Kesehatan juga membuat kebijakan yaitu dengan mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu program keluarga berencana, akses terhadap pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan cakupan pelayanan obstetrik essensial adalah paling rendah dan mutunya belum optimal. Mengingat kira-kira 90% kematian ibu terjadi disaat sekitar persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka Depkes RI untuk mempercepat penurunan AKI adalah mengupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh bidan profesional dan pelayanan obstetrik sedekat mungkin kepada ibu hamil(3).
Di lingkungan negara ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan AKI dan AKB tertinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan maternal dan neonatal masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan bermutu. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2009 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2004 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup(4).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Jawa Barat adalah 321,5 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Jawa Barat disebabkan oleh perdarahan melalui jalan lahir 49,65%, keracunan kehamilan 22,40%, sepsis 17,30% dan infeksi jalan lahir 15,86%. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat tahun 2009 tercatat sebesar 43,93/1000 kelahiran hidup

No comments:

Post a Comment